/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Jumat, 13 April 2012

LONDON IS RED !!!




Minggu 26 Februari 2012. Muncul perasaan pesimis yang begitu besar menjelang laga Arsenal vs Tottenham Hotspurs. Cemoohan bahkan datang dari produser bagian sport, tempat saya bekerja. “Mustahil Arsenal bisa menang dari Spurs”, begitu ujarnya. Jujur, sayapun sedikit mengamininya. Mengingat kondisi Spurs yang sedang dalam top perform (1 peringkat di atas Arsenal dengan selisih poin cukup jauh) dan keterpurukan Gunners yang baru saja dipermalukan AC Milan 4-0 di Liga Champions, serta ditekuk Sunderland pada putaran final piala FA.

Sayapun sempat ragu mengenakan T-shirt Arsenal beberapa saat sebelum laga. Toh pada akhirnya Arsenal akan dikebiri oleh Spurs, begitu pikir saya. Namun, entah mengapa tetap saja otak ini memberi mandat kepada tangan saya untuk terus mengambil T-shirt Arsenal, dan mengenakannya. Pada saat itu sama sekali tidak ada firasat apapun. Yang ada hanyalah sebuah keyakinan: Sudah cukup beruntung bila pertandingan nantinya akan berakhir seri. Karena itulah takdir yang paling realistis di saat saya sudah mengesampingkan makna “ Who’s gonna be the Real Pride of North London?”.

Kick off babak 1 pun dimulai. Skuad Szceszny, Sagna, Koscielny, Vermaelen, Gibbs, Song, Arteta, Rosicky, Walcott, Benayoun, dan Van Persei mungkin merupakan barisan terbaik yang tersisa untuk Arsenal. Andai saja skuad ini selalalu prima sepanjang musim, ditambah Wilshere, Mertesacker dan Andre Santos. Sayangnya, kalimat pengandaian dan alibi cedera harus cepat-cepat dimusnahkan dari para gooners, yang sudah cukup lama menunggu gelar selama 6 tahun lebih.

Baru beberapa menit saja, Saha sudah langsung mencetak gol. Imbas dari defensive error trio Vermaelen-Song-Koscielny. Sepertinya, khusus untuk Verma, ia masih membutuhkan waktu agar kembali bisa ngeblend dengan dua pemain yang disebut terakhir yang selama setengah musim lebih bermitra dengan Mertesacker.

Selang waktu berjalan, perlahan Gunners kembali bercelah. Kali ini Bale yang pintar memanfaatkan situasi. Saat bola deras menusuk area kotak penalty, pria wales itu dengan sempurna mendemonstrasikan “lompatan indah” berujung pelanggaran Sczeszny dan PENALTI !! . Tokoh antagonis dalam drama tersebut yang menjadi eksekutor. Dan benar saja, Adebayor pun menunaikan tugas dengan berhasil. Harus diakui dia adalah salah satu striker hebat di liga Inggris saat ini. Teriakan BOO dari para gooners ( FYI: Adebayor adalah eks pemain Arsenal yang hengkang secara negatif, hingga dibenci para fans Gunners) sepanjang pertandingan, disikapinya atau lebih tepat dibalasnya dengan ketenangan tanpa cacat. Skor 2-o untuk Spurs.

Di tengah pesimisme, doa saya tak urung terpanjat. Yang tak disangka Bacari Sagna mampu menceploskan bola via tundukan kepala di area kotak penalty Brad Friedel. Arteta yang memberikan umpan manis itu lewat crossing terukur.

Muncul sebaris kalimat di kepala : Masih ada harapan untuk hasil seri! …Van Persie yang terlihat seperti Lone Ranger butuh tembakan keras yang menghantam tiang gawang terlebih dulu, seblum akhirnya menyamakan skor untuk Arsenal menjadi 2-2. Prosesnya indah. Setelah kemelut di dalam kotak penalty Spurs, bola liar diterima Robin di luar kotak penalti. Dengan beberapa sentuhan mengecoh bek Spurs, RVP menceploskan bola dengan lengkungan yang terlihat jumawa. Skor sama kuat bertahan hingga turun minum. Mulai saat itu saya mulai berani memikirkan bahwa Arsenal lah yang akan memenangi duel sarat gengsi dan emosi itu.

Awal babak 2 Arsenal langsung menghentak. Pada momen ini, memori “Untouchable Arsenal” menyeruak di hati. Betapa tidak? ARSENAL WAY kembali muncul. Easy play for winning ala kuartet Vieira-Pires-Bergkamp-Henry terwakili dalam proses gol Rosicky. Teknik operan dengan kecepatan tinggi, tanpa lama-lama menahan bola (hanya satu-dua sentuhan di antara para pemain) mengalir hingga skor berbalik menjadi 3-2. Dan ini momen yang sungguh manis bagi Rosicky, karena ini menjadi gol pertamanya untuk Arsenal di kompetisi Liga Inggris, musim ini. Dalam pertandingan inipun Little Mozzart menunjukkan bahwa dia masih ingat bagaimana cara seorang playmaker sejati bermain, mengalunkan irama pertandingan. Bersama Arteta dia dengan baik menyeimbangkan lapangan tengah pula membangun serangan.

Comeback Meriam London tidak selesai sampai di situ saja. Kerapuhan lini belakang Spurs kian menjadi-jadi. Imbasnya RvP mammpu membuat Ledley King-Yoanes Kaboul terlihat konyol dan bodoh, sebelum dengan visinya yang brilian ia memberi assist untuk Walcott. Dengan cungkilan bola khasnya, Walcott semakin melambungkan Arsenal. 4-2 sudah untuk Arsenal…Hmmm pada momen ini saya mulai berani mengejek Spurs sekalipun hanya lewat kaca televise.

Klimaksnya adalah saat Walcott kembali menegaskan keinginannya untuk “meninabobo”kan Spurs berhasil berujung gol kembali. Hampir semua rekannya mengerubungi Walcott, merayakan kemenangan gengsi atas rival bebuyutan.

Ya, Euforia yang cukup singkat ternyata. Karena setelah peluit panjang ditiup raut muka beberapa pemain Gunners, termasuk si SuperHero Persie, kembali datar. Mungkin mereka tersadarkan dari mimpi indahnya dan kembali melihat kenyataan bahwa mereka berpotensi besar tanpa gelar (lagi) musim ini.

Bagi saya ini adalah permainan terbaik Arsenal ke-2 musim ini, setelah laga versus Chelsea yang berakhir kemenangan Arsenal 3-5, di Stamford Bridge , beberapa waktu lalu. Match inipun menyisakan pula cerita.

Sempat ada momen di mana Robin Van Persie menyuguhkan skill dan teknik yang identik dengan kepunyaan Zinedine Zidane, sekalipun tidak pernah “sehalus” dan “se-gemulai” Zizou. Pula ia menjelma menjadi seorang kapten haus gol dan mempunyai visi jempolan untuk Arsenal, sepanjang musim berjalan.

Lalu, pertanyaannya Apa yang bisa diberikan oleh Arsenal untuk RvP?...Tentu air muka datar tanpa harapan sang kapten tadi tidak mau para Gooners asumsikan sebagai sinyal ia akan hengkang.

Para klub besar dengan ambisi digdaya macam Real Madrid, Barcelona tentu enggan melepas radarnya dari Rvp. Air liur mereka pasti akan terus menetes hingga puncak keputusan. PR maha berat untuk Wenger dan Board Arsenal untuk menjaganya tetap di Arsenal musim depan. Tentunya salah satu caranya adalah dengan mendatangkan banyak pemain berkualitas untuk tim, yang mewakili penegasan bahwa Arsenal juga merupakan tim besar dengan ambisi besar pula untuk memenangkan berbagai gelar.

Saya tetap pada pendirian saya. Sebagai fans berat Arsenal, perombakan tim harus terjadi di musim depan. Pemain-pemain seperti Djorou, Squillaci, Chamakh, Ramsey dan bahkan yang paling ekstrim Theo Walcott harus dilepas tanpa pertimbangan, terkecuali nama yang disebut terakhir.

Sekali lagi Wenger harus menempatkan Walcott di posisi idealnya: penyerang tengah, bukan winger seperti saat ini. Mari kita buktikan apakah dia mampu mengikuti jejak Thierry Henry?

Jika tetap tidak ada improvement, maka lebih baik Arsenal memfokuskan target kepada gelandang potensial Eden Hazard. Gelandang berkelas yang karismatik macam Lucho Gonzales, Yoan Gourcuff serta striker versatile Lukas Podolski juga wajib diseriusi, untuk melengkapi skuad yang sudah ada.

Lagi-lagi ini adalah hal yang subjektif, dan mungkin yang ideal bagi saya…Semoga saja terwujud !!!..GO GUNNERS!!!

TELEPATI 08-07-09

Bulan Juli di hari ke-8, tepat sekitar pukul 00.00 wib. Ketika hari berganti menjadi rabu kelabu bagi saya, namun menjadi Rabu yang istimewa untuknya. Ya, ini hari ulangtahunnya. Entah mengaoa saya sealu merasa ingin dianggap special olehnya. Mendadak otak ini berputar cepat mencari kata-kata indah yang kemudian dipadu padankan untuk menjadi sebuah kalimat sempurna.

Ahh..saya tidak akan pernah ragu untuk mengirimkan “kado special” ini untuknya. Kado special berisikan kalimat sempurna tadi. Tinggal send to -> nomor ponsel dia ->ok. Itu bukan perkara sulit untuk jari ini. Serangkaian ucapan indah karya saya ini cukup bagus dan jujur, sekalipun tidak ada ungkapan puitis di dalamnya. Mengapa? Karena saya bukan ahlinya.

Setidaknya begitu ia menerima ucapan ini, ia akan kembali mengingat bahwa saya masih ada selama ini. Saya menyadari wujud saya sangat kecil dan samar baginya,saat ini. Rupanya ada sesosok yang lebih besar , jelas dan cemerlang yang menutupi wujud ini, di mata hatinya. Dan saya sadar itu.

Tetapi tidaklah mungkin hal itu meracuni otak saya untuk mengurungkan niat mulia ini, yaitu mengucapkan selamat ulang tahun padanya. DELIVERY FAILED !!...Dua kata itu selalu muncul ketika saya berulang kali mencoba mengirimkan kado spesial nan indah ini. Padahal, hanya ini yang bisa saya berikan. Padahal, sangat ikhlas hati ini mempersembahkan hadiah untuknya. Padahal, susah payah diri ini mengumpulkan keberanian untuk melakukannya. Padahal sudah mutakhir niat ini untuk tidak mempedulikan siapapun, termasuk seseorang lain yang ada di hatinya. Padahal, sudah jumawa diri ini bersiap mendapat sekedar balasan darinya. Padahal…

Jika memang sudah ia berganti nomor, bukankah seharusnya saya langsung saja menelpon rumahnya?...Pasti akan saya lakukan jika waktu berbalik, kembali mundur beberapa tahun yang lalu. Ketika saat itu saya masih berwujud jelas di mata hatinya. Saat ini, saya ini siapa baginya?..

Otak ini sesaat berpikir…Tak lama kemudian muncul ilham. Saya akan mengunjungi sebuah took, di mana took tersbut menjual sebuah alat bernama Telepati. Saya pasti akan langsung membelinya, mengirimkan serangkaian kalimat indah bersumber dari dasar hati, hanya untuk dia. Diapun pasti akan terpikat dengan sendirinya.

Ingat, tidak ada yang lebih indah daripada sebuah kejujuran seorang anak manusia, di muka bumi ini. Namun, gawat ! sayang seribu sayang si penjual mematok harga telepati itu sebesar 1 Milyar Rupiah. Jelas, saya tidak sanggup membayarnya. Kemudian, si penjual menurunkan harga menjadi 500 Juta Rupiah, hingga mentok menjadi 200 Juta Rupiah.

Saya tetap tidak mampu membelinya…

Bodoh!..Benar-benar ilham yang sungguh menyesatkan. Mana ada alat telepati ? sekalipun itu gratis…

Lalu, seketika mata ini tenggelam menuju kegelapan, saya berharap akan datang ilham lain, yang dapat memberikan cara untuk saya menghadiahkan kado paling sempurna untuknya…