/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Minggu, 21 November 2010

Matanya Itu...

Matanya sayu menahan kantuk

Mata itu terus saja berkerja ketika seharusnya terpejam mengiringi malam

Kemudian matanya tertuju pada sekumpulan pohon

Mereka begitu tinggi lagi besar semua

Dedauannya nan lebat bergoyang,menari ikuti perintah desau angin

Ingin rasanya ia ikut menyatu dan menari bersama mereka, hingga tandas sudah rasa kantuk itu...

Minggu, 07 November 2010

Lucu..Absurd..Tragis..

"Masih saja bergombal ria dalam kemelut yg absurd, bahkan kala diri nyaris ditelan nyatanya tepian jurang"

Kalimat di atas adalah isi status yang baru saja saya tulis di Facebook. Bukan tanpa alasan saya menulis status yang tidak common seperti itu --setidaknya bagi saya pribadi.

Alasan pertama: Saya sudah lama memendam hasrat untuk menggunakan kata Absurd dalam status Facebook. Karena saya beranggapan kata itu terlihat elegan jika dibaca. Seolah siapapun yang menuliskan kata itu pastilah bukan orang sembarangan,melainkan orang cerdas (hehehe...). Dan akhirnya saya mendapatkan kesempatan itu, hingga berujung kelegaan yang luar biasa. Fiuuhhhh....

Alasan kedua --ini bagian seriusnya-- mengapa saya menuliskan kalimat seperti itu??

Jelas saya bukan orang yang ringan tangan menulis status di facebook (FB). Makanya ketika saya melihat atau menghadapi sesuatu yang wah, maka terciptalah kalimat yang indah itu. Dan jangan mengira kalimat itu hanyalah omong kosong tiada isinya. Memang, sekilas seperti potongan bait sang pujangga, namun jujur saya tidak sedang berpuisi saat itu karena kata-kata itu melintas begitu cepat ketika saya mendapatkan buah pikiran (ditambah saya juga tidak ingin status yang sebenarnya merupakan sindiran ini, terlalu vulgar maknanya terlihat oleh si objek korban sarkas saya. Hitung-hitung kalimat bersayap di atas sengaja saya buat sebagai kamuflase).

Inilah penyebabnya:

Akhir-akhir ini Indonesia sedang mengalami bencana yang dahsyat. Mari kita kesampingkan sementara beragam bencana lainnya (baca: Bencana Moral, Bencana Politik, Bencana Hukum, Bencana Ekonomi, Bencana Sosial, Bencana Budaya) di negeri tercinta ini. Bencana alam yang terjadi di Wasior,Mentawai juga di daerah sekitar kawasan Merapi lebih menjadi sorotan akhir-akhir ini. Indonesia sedang berduka karena kehilangan banyak nyawa manusia dan mengalami kerugian-kerugian besar akibat bencana tersebut.

Namun,lucu buat saya karena masih saja di saat-saat mencekam seperti ini saya bertemu dengan "kasus" beberapa tulisan status Fecebook, lewat cerita di bawah ini :

Malam itu, saat sedang membuka laman Facebook, saya melihat "pemandangan" yang menarik. Salah satu teman di FB memiliki akun yang sama dengan kekasihnya. Sebutlah si Pemuda berlabel P, sedangkan Pemudi berlabel Pi. Dalam status yg pertama,Pi mengeluh akan sikap P yang selalu menaruh opsi tidak percaya (alias curiga) terhadapnya. Lalu, P membalas statusnya --ingat,dengan akun yang sama-- dengan kalimat yang kurang lebih seperti ini : "siapa suruh anda cantik, andaikan saja tidak, pastilah saya tidak mencurigai anda"...

Baik si Pemuda maupun si Pemudi sebenarnya mensisipi racun-racun indah bernama Pujian di sela "kemarahan"nya masing-masing. Pi ingin mewartakan semua orang bahwa dia memiliki seorang kekasih yang loyal dan cinta padanya sehingga mudah merasa cemburu padanya. Sedangkan P pula ingin menyiarkan bahwa kekasihnya adalah gadis tercantik, dan ia bangga bisa "menaklukan"nya sejauh ini.

Terdengar seperti saya sedang iri?? saya harap tidak. Meskipun saya sudah menjomblo lebih dari 3 tahun, namun percayalah bahwa saya cukup bijak mencerna mana yang lumrah mana yang tidak dalam hal percintaan. Cerita lain berikut di bawah ini yang membuat diri tersadar bahwa saya masih terdaftar sebagai orang yang waras di hamparan bumi. Bahwa masih ada yang jauh lebih menyedihkan daripada jomblo yang seorang ini.

Lagi-lagi di FB...Lagi-lagi fenomena absurd...Seorang gadis haus apresiasi yang dibutakan kasih sayang sepihak. Mengapa sepihak? penjelasannya nanti terujar lebih lanjut.

Saya perhatikan gadis ini selalu melapor terkait hal relationshipnya dengan pujaan hati pada semua orang. Ba'da hang out ngelapor. Setelah Nonton bioskop ngelapor. Setelah putus ngelapor. Setelah kembali rujuk ngelapor...begitu seterusnya.

Namun --nah, ini dia bagian tragisnya dan terkait dengan kasih sayang sepihak yang sudah saya sebutkan sebelumnya--, hampir selalu tidak ada balasan dari sang kekasih ketika gadis itu menulis kata-kata mesra di status atau di wall sang kekasih. Rupanya,sepertinya, dan saya yakin bahwa si pemuda (sang kekasih) tidak nyaman dengan tingkah laku kekasihnya itu yang kelewat batas dalam konteks perwujudan ekspresi diri. Mungkin akan beda ceritanya kalau si pemuda membalas serta merta kata-kata mesra pacarnya itu, namun nyatanya tidak. Makanya saya tadi sebut kasih sayang sepihak atau sadisnya bertepuk sebelah tangan.

Lebih tragis lagi, saya perhatikan, seperti tidak ada evaluasi diri malah terus saja tingkah bodoh itu dilakukan oleh gadis itu via FB. Ia tidak mampu peka terhadap ketidaknyamanan si pasangan...Kasihan sekali jika memang benar ini diakibatkan oleh cinta yang buta.

Dari sini timbul pikiran saya: Kok,gadis itu jadi seperti (maaf) tidak memiliki harga diri ya?? Mengemis cinta, yang saya tahu terbesit di hatinya pasti ada terselip keinginan mengeksiskan diri di depan khalayak. Mengeksiskan diri? Iya lah,oleh sebabnya si Gadis terus menerus melakukan hal-hal --yang bagi saya sangat bodoh-- via FB. Tentu dia ingin semua orang tahu segala permaslahatan cinta yang dialaminya...

Sedih saya melihat kenyataan seperti itu. Karena tidak pantaslah seorang gadis mengemis cinta pada seorang pemuda. Cukup pemuda sajalah yang melakukan itu. Singkat cerita, pernah cinta saya ditolak beberapa kali oleh seorang gadis (hehehe curcol), namun itu tidak jadi masalah bagi saya, karena memang seperti itulah kodrat seorang pria seharusnya : Berjuang demi cinta (hehehe aseekkk), bahkan sampai mengemis bila diperlukan...

Ingin sekali suatu saat nanti saya bercakap dan menanyakan pendapat R.A Kartini perihal ini. Semoga saja tak sampai ia menangis nantinya.

Memang seketika FB datang, orang-orang, tak terkecuali saya, dapat mengekspresikan diri seluas-luasnya. Seolah semua batas dapat diterjang seenaknya demi ego diri. Aib, kebencian, bahkan mesum maupun hal-hal yang tidak pantas lainnya kita sajikan tanpa pertimbangan yang masak. Sepertinya hati tidak pernah plong manakala tersembunyi uneg-uneg, namun belum ditulis di status FB.

Mengenai dua cerita di atas semuanya kembali pada diri masing-masing dalam menanggapi. Saya tidak pernah ada masalah dengan tipikal-tipikal manusia seperti itu. Toh, bukan saya yang membayar internet berlanggan atau biaya warnet mereka. Toh, kembali lagi pada fungsi awal Facebook : Pengekspresian dan (mungkin) Pengeksisan diri. Semua orang punya kebijakan masing-masing dalam memilih-milah tulisan dalam status.

Terus berkarya teman-teman dalam tulisan status FB-mu !!! Sekalipun ada diantaranya yang tidak bermanfaat bagi orang lain, setidaknya itu pasti bermanfaat bagi PEMBUAL seperti saya untuk berpikir ...